Surabaya — Ma’had Aly Al Fithrah Surabaya melaksanakan Asesmen Lapangan Akreditasi Perguruan Tinggi (APT) pada Sabtu–Ahad (28–29/10/2025). Asesmen ini dilakukan oleh tim Majelis Masyayikh, lembaga yang ditugasi Kementerian Agama untuk bertindak sebagai badan akreditasi bagi seluruh Ma’had Aly di Indonesia, sebagaimana Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) pada pendidikan tinggi umum.

Kegiatan ini menjadi bagian penting dalam upaya peningkatan mutu kelembagaan, sekaligus wujud keseriusan Ma’had Aly Al Fithrah untuk meraih predikat akreditasi terbaik. Dengan akreditasi ini, Ma’had Aly tidak hanya dinilai dari aspek administratif, tetapi juga dari kualitas akademik, penguatan tradisi keilmuan pesantren, serta komitmen dalam melayani umat dan bangsa.

Tim asesor yang hadir terdiri dari KH Abdul Aziz Efendy sebagai asesor 1 sekaligus perwakilan Majelis Masyayikh, Dr Amrullah, Lc, M.Th.I sebagai asesor 2, serta KH Dodo Aliyul Murtadho selaku sekretaris asesor.

Pembukaan asesmen berlangsung di Aula Ma’had Aly Al Fithrah Surabaya dengan khidmat. Hadir jajaran pimpinan dan para pemangku kepentingan pondok pesantren, antara lain Mudir Ma’had Aly Al Fithrah Ustadz Ahmad Syatori, M.Fil.I, Mudir Kurikulum Ustadz Fathul Haris, M.Ag, Mudir Kemahasantrian Ustadz Abdullah, M.Pd, Ketua LPPM Ustadz Abdulloh, M.Pd, serta dosen dan sivitas akademika lainnya. Kehadiran mereka menjadi tanda dukungan penuh atas upaya lembaga dalam meraih pengakuan resmi dari Majelis Masyayikh.

Dalam sambutannya, Mudir Ma’had Aly Al Fithrah, Ustadz Ahmad Syatori, menegaskan bahwa akreditasi merupakan momentum penting yang melampaui sekadar pemenuhan syarat formal. “Akreditasi adalah bagian dari komitmen serta keseriusan lembaga Ma’had Aly untuk menjadi perguruan tinggi pesantren yang unggul dan garda terdepan dalam melayani umat serta bangsa. Lebih dari itu, akreditasi adalah pengakuan atas budaya mutu yang telah dibangun secara kolektif di lingkungan Ma’had Aly,” ujarnya.

Ketua Tim Asesor, KH Abdul Aziz Efendy, mengapresiasi kesiapan dan keterbukaan Ma’had Aly Al Fithrah dalam menghadapi proses akreditasi. “Kami melihat adanya semangat kolaboratif, kesiapan dokumen, dan komitmen sivitas akademika yang kuat. Proses akreditasi ini adalah bentuk pertanggungjawaban kami selaku Majelis Masyayikh, sebagai penjamin mutu. Harapannya, Ma’had Aly Al Fithrah senantiasa menjaga kualitas kader pesantren agar mampu tampil di garis terdepan dalam pelayanan umat,” tuturnya.

Lebih jauh, KH Abdul Aziz menekankan pentingnya keseimbangan antara penguasaan tasawuf, tarekat, dan fikih di lingkungan Ma’had Aly. “Sebagai Ma’had Aly takhassus tasawuf dan tarekat, Al Fithrah harus mampu memastikan para mahasantri tidak hanya bertasawuf tanpa berfikih, atau sebaliknya. Fikih perlu dikuasai dengan baik, agar praktik tasawuf berjalan utuh dan kokoh,” tambahnya.

Asesmen kali ini juga diwarnai suasana haru yang jarang terjadi. Di sela kegiatan, seorang warga nonmuslim beragama Buddha menyatakan syahadat dan memeluk Islam. Prosesi berlangsung khidmat, dipandu oleh Habib Abdurrahman bin Agil, salah satu dosen Ma’had Aly Al Fithrah. Setelah pembacaan syahadat, doa bersama dipimpin KH Abdul Aziz Efendy. Suasana aula seketika hening, penuh rasa haru, dan menguatkan kesan spiritual dari rangkaian acara.

Asesor 2, Dr Amrullah, dalam catatannya menyampaikan bahwa Ma’had Aly Al Fithrah memiliki keunggulan akademik yang khas. Salah satunya adalah kepemilikan kitab mata kuliah takhasus yang tidak ditemukan di Ma’had Aly lain. Kitab itu antara lain Al Muntakhobat—karya monumental Hadratusy Syaikh Achmad Asrori Al Ishaqy—serta Hikam al-Asroriyah, kumpulan kalimat mutiara beliau. “Keberadaan kitab takhasus ini menunjukkan bahwa salah satu butir penting akreditasi telah terpenuhi dengan baik, sesuai harapan Majelis Masyayikh,” ujar Amrullah.

Menurutnya, keunggulan tersebut sekaligus mempertegas identitas Ma’had Aly Al Fithrah sebagai pusat pendidikan tinggi pesantren yang tidak hanya menjaga warisan intelektual ulama terdahulu, tetapi juga mengembangkan tradisi keilmuan khas yang menjadi pembeda dengan perguruan tinggi umum.

Rangkaian asesmen ditutup dengan doa bersama melalui bacaan bihaqqil fatihah, lalu dilanjutkan ramah tamah. Bagi keluarga besar Ma’had Aly Al Fithrah, asesmen ini bukan hanya sekadar ujian administratif, melainkan juga momentum memperkuat semangat kebersamaan, menjaga warisan keilmuan pesantren, sekaligus meneguhkan peran Ma’had Aly dalam membentuk generasi ulama yang berilmu, berakhlak, dan berkhidmat bagi umat.